Minggu, 11 Mei 2014

Rasa dengan Keceriaan

Rasa dengan Keceriaan
by SOBIRIN

                Banyak orang beranggapan bahwa keberhasilan itu mudah didapat dengan instan asalkan ada uang yang lebih. Sebenarnya,  hal tersebut salah besar, mengapa tidak? Tidak menutup kemungkinan untuk membentuk pribadi yang berkarakter dan memiliki mental kuat sering kali harus luput/ sirna akibat rasa aman akan memiliki dan prasangka keberhasilan. Itu disebabkan adanya unsur materi uang yang membantu. Waktu terus berjalan, lambat laun menjadi hal biasa bila terjadi perkara pasti uang lah yang berkata.

                Ini membuat pola pikir masyarakat menjadi tidak percaya akan hukum yang ada di Indonesia. Pribadi-pribadi bermental “tempe” terbentuk karena seringnya menyepelekan sebuah usaha dan tanggungjawab.

                Berikut ini akan dipaparkan mengenai beberapa hal yang harus ditinggalkan, agar generasi bangsa Indonesia memiliki karakter yang kuat.

Hindari bersifat skeptic
Tentunya bila ingin membeli sepasang sepatu, pasti kita mencoba terlebih dahulu mana yang pas dengan ukuran kaki kita. Dalam hal ini sikap waspada sangat diperlukan, namun perlu diperhatikan bahwa keragu-raguan (skeptic) tidak sepatutnya kita pilih sebagai keputusan ketika berhadapan dengan sebuah usaha. Usaha harus didasari dengan sikap optimis, penuh percaya diri.

Kuatkan prasangka positif

Segala sesuatu bila setitik kebencian menjadi titah hati, pasti semua hal dan kejadian yang ingin kita capai terasa berat, berat, berat dan berat. Hal ini disebabkan pikiran yang telah mendapat sugesti negatif atau berprasangka buruk terhadap orang lain, ataupun rekan sendiri. Semua manusia memiliki sakit hati, namun perlu ada sebuah kekuatan besar untuk mengontrol sakit hati kita. Agar emosional hati menjadi stabil, tenang dan tidak ceroboh.

Berdo’a kepada sang Khaliq

Hal paling mendasar dari sebuah usaha kita adalah keimanan. Iman adalah hal sakral dan ghoib. Spiritual sangat berperan penting dalam motivasi intern kita. Tuhan telah menggariskan seluruhnya yang ada di Bumi kita, baik hal/makhluk paling kecil hingga hal/makhluk paling besar. Satu prinsip yang harus ditanam dalam hati, bahwa tidak ada hal yang merugikan didalam dunia ini. Kembangkan pola pikir kita untuk melihat lebih luas lagi bagaimana siklus kehidupan ini penuh dengan makna yang indah.


Contoh hal kecil, lubang ozon adalah pelindung bagi bumi kita, tiada ozon kehidupan umat manusia akan lenyap akibat sinar matahari bersuhu maha dahsyat. Ironis-nya, ozon adalah sekumpulan gas bangkai (alias bau taksedap) dari sisa-sisa bangkai hewan/makhluk hidup. Bau  tak sedap bila ada tikus mati sering kali meresahkan kita. Tetapi bukankah hal seburuk itu bisa jadi hal sebesar dan se-menakjubkan Ozon yang kita miliki. Menakjubkan bukan? Positif thingking!

Sabtu, 10 Mei 2014

Pengenalan Kontaktor

Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakkan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut melitputi lampu, pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik.

Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :




Prinsip Kerja

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar berikut :


Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ), tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai tertentu.



Karakteristik

Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.


Aplikasi

Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi:

  • Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
  • Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan bahaya operasi.
  • Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu jam, dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event yang benar secara otomatis.
  • Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.
  • Tegangan yang tinggi dapat diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.
  • Dengan menggunakan kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh. Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk tombol tekan.
  • .Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram seperti Programmable Logic Controller (PLC).



Komponen penting pada Kontaktor

  1. Kumparan magnit (coil) dengan simbol A1 – A2 yang akan bekerja bila mendapat sumber tegangan listrik.
  2. Kontak utama terdiri dari simbol angka : 1,2,3,4,5, dan 6.
  3. Kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka 11,12,13,14, ataupun angka 21,22,23,24 dan juga angka depan seterusnya tetapi angka belakang tetap dari 1 sampai 4.

Minggu, 04 Mei 2014

Pengenalan Dasar Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. 

Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.

Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban; untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang lain; dan untuk menghambat arus searah melalukan atau mengalirkan arus bolak-balik. Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan menjadi: 

                                    Frekuensi daya, 50 sampai 60Hz 
                                    Frekuensi pendengaran, 50Hz sampai 20kHz 
                                    Frekuensi radio, diatas 30kHz.

Dalam bidang tenaga listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi: 

                                   Transformator daya 
                                   Transformator distribusi 
                                   Transformator pengukuran, yang terdiri dari atas transformator arus dan 
                                   Transformator tegangan.

  • Konstruksi Transformator
          Pada dasarnya transformator terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang dibelitkan pada inti
          ferromagnetik. Berdasarkan letak kumparan terhadap inti, transformator terdiri dari dua macam 
          konstruksi, yaitu tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type). Kedua tipe ini menggunakan 
          inti berlaminasi yang terisolasi satu sama lainnya dengan tujuan untuk mengurangi rugi-rugi eddy 
          current.

  1. Core Form (Tipe Inti)
          Tipe inti ini dibentuk dari lapisan besi berisolasi berbentuk persegi dan kumparan transformatornya dibelitkan pada dua sisi persegi. Pada konstruksi tipe inti, lilitan mengelilingi inti besi yang disebut dengan kumparan, seperti yang ditunjukkan gambar di bawah ini:



Konstruksi Trafo tipe inti 


Sedangkan konstruksi intinya pada umumnya berbentuk huruf L atau huruf U, dapat kita lihat pada gambar berikut ini: 



Konstruksi inti transformator tipe core form



              2. Shell Form (Tipe Cangkang)

              Jenis konstruksi transformator yang kedua yaitu tipe cangkang yang dibentuk dari lapisan inti berisolasi dan kumparannya dibelitkan di pusat inti, dapat dilihat pada gambar berikut:

Konstruksi trafo tipe cangkang


Pada transformator ini, kumparan atau belitan transformator dikelilingi oleh inti. Sedangkan konstruksi intinya pada umumnya berbentuk huruf E, huruf I atau  huruf F seperti terlihat pada gambar berikut:




Gambar dibawah memperlihatkan bentuk fisik dari transformator, dimana tegangan masukan (V1) berbentuk sinusioda dihubungan pada gulungan primer (N1). Arus arus masukan (I1) mengakibatkan aliran fluk (φ) pada gulungan (N1) maupun gulungan (N2). Fluk pada gulungan sekunder (N2) menyebabkan aliran arus (I2) dan tegangan (V2). 







Prinsip Kerja dan Terminologi Transformator 

Prinsip kerja transformator dapat dijelaskan berdasarkan induksi elektromagnetik, dimana antara sisi primer dan sisi sekunder terdapat penghubung magnetik. Gandengan magnet ini berupa inti besi tempat melakukan fluks bersama. Medan magnet berperan sangat penting sebagai rangkaian proses konversi energi. Melalui medium medan magnet, bentuk energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik, alat konversi ini disebut generator atau sebaliknya dari bentuk energi listrik menjadi energi mekanik, sebagai alat konversi disebut motor. Pada transformator, gandengan medan magnet berfungsi untuk memindahkan dan mengubah energi listrik dari rangkaian primer ke sekunder melalui prinsip induksi elektromagnetik. Dari sisi pandangan elektris , medan magnet mampu untuk menginduksikan tegangan pada konduktor sedangkan dari sisi pandangan mekanis medan magnet sanggup untuk menghasilkan gaya dan kopel (penggandeng). 

Kelebihan medan magnet sebagai perangkai proses konversi energi disebabkan terjadinya bahan-bahan magnetik yang memungkinkan diperolehnya kerapatan energi yang tinggi; kerapatan energi yang tinggi ini akan menghasilkan kapasitas tenaga per unit volume mesin yang tinggi pula. Jelaslah bahwa pengertian kuantitatif tentang medan magnet dan rangkaian magnet merupakan bagian penting untuk memahami proses konversi energi listrik.

Induktansi, tegangan pada kumparan didefinisikan sebagai perubahan arus terhadap waktu yang melewati kumparan tersebut:



,atau ketika terjadi perubahan arus pada kumparan maka terjadi perubahan fluk magnetik yang :menyebabkan tejadinya perubahan induksi tegangan:



 dimana:

 N = jumlah lilitan kumparan
 φ = fluk magnet